Saturday, December 27, 2014

Jangan Nilai Kopi Dari Cangkirnya (Presented By : Double Dipps Coffe)

Gak jauh beda sama postingannya si kukuh, atau si wawal aku juga akan membahas soal kopdar blogger samarinda pada hari jumat lalu.

aku, kukuh, wawal, dan blogger-blogger samarinda yang sudah pasti kalah ganteng sama kita bertiga di undang buat ngadain "blogger investigasi" disebuah cafe yang sedang rame-ramenya dibahas dikalangan kawula muda samarinda, apalagi buat mereka yang pengen mencoba sensasi minum kopi yang bukan dari sachetan.

cafe itu diberi nama "Double Dipps Coffee" dari namanya yang berkesan bule dan foreign banget itu memang sesuai dengan pelanggannya yang kata owner cafenya "Double Dipps ini tempat nongkrongnya bule-bule disamarinda" iya memang dibeberapa tempat duduk dicafe itu ada beberapa orang "yang berasal dari luar indonesia"

jadi langsung to the point aja ya?

tanpa babibu aku sama kukuh langsung masuk ke cafe tersebut setelah masuk ke cafe itu suasana yang aku dapatkan adalah "Vintage" suasana cafenya memang sesuatu yang beda ada "Feel" tersendiri.
interiornya yang keren, contohnya kaya mejanya yang mirip sama kotak-kotak yang mengingatkan kita pada film kingkong, terus poster-poster band-band legendaris seperti the beatles, the doors, dkk.


karena aku sama kukuh adalah orang yang setia kawan, kami berdua pun sepakat kalo kita gak akan mesan, sebelum si wawal datang.
tapi sambil nunggu si wawal kita ngeliat-liat menu, karena pada saat itu kondisi dompetku sedang warteg-ablee dan bukan cafe-able.

mataku terus mencari menu yang paling "Rendah Harganya"




(Menu dari Double Dipps Coffee)

seperti yang kalian bisa liat pada gambar diatas yang paling murah adalah italian espresso dengan harga Rp.14.000

"oke kalo wawal datang nanti, aku sudah tau apa yang bakalan aku pesan"

 tapi tetap karena kondisi dompet masih "warteg-able" aku pun minjem duit sama si kukuh
"kuh aku pinjem duitmu dulu, nanti ku ganti"
"okee, Woles..."

Jam 04.00 pas, wawal akhirnya datang dia telat satu jam dikarenakan keluarganya ada yang sedang melaksanakan pernikahan dihari yang sama.

 "sudah pesankah kalian?"
tanya wawal ketika dia sudah duduk dikursi

"Belum, Bungul kita nunggui kamu ini"
jawab dari kukuh dengan nada bete karena wawal lelet.

 waktu memesan akhirnya tiba, aku sudah tentu milih yang sudah aku rencanakan "italian espresso" karena kalo yang versi "G**d D*y" rasa esspresso itu lumayan enak. ya maklum sebagai seseorang yang baru saja mencoba untuk gaul pilihanku memang didasarkan oleh kopi sachetan.

terus kukuh memilih sesuatu yang aku lupa namanya yang jelas itu kopi make es dan bukan capcin,

"kamu mau pesan apa wal?"

aku nanya wawal tapi gak dibalas karena wawal sibuk dengan "gimana caranya memakai wifi cafe tersebut karena hapenya gak bisa connect-connect"

aku tanya lagi "kamu mau pesan apa woi!"
wawal cuman ngangguk-ngangguk.

"oh yaudah samakan aja pesananku sama si wawal"

setelah mbak-mbak "waitress" itu menjauh dari meja kami si wawal mendadak ngomong.

"mana menunya? aku belum mesan."
 wawal mendadak sadar dari dilema wifinya.

"sudah kupesankan tadi kusamakan aja pesananmu sama pesananku"
 jawabku dengan woles sambil mainin hape karena aku mau check-in path
 (tujuanku check-in path disini supaya aku bisa dianggap sebagai seorang anak gaul, yang nongkrongnya di cafe dan gak cuman nyolong wifi)

selang beberapa lama ada seorang mas-mas dengan seragam cafe itu datang membawa 3 cangkir kopi, 1 cangkir besar dan ada es batunya, dan 2 cangkir kecil  yang ukurannya kurang lebih dengan cangkir yang biasa dipake orang-orang buat meminum air "zam-zam" tapi bedanya cangkir itu di isi oleh kopi, dan hanya setengah.

"ini italian espresso dis?"
wawal nanya melalui facebook messenger, karena kita tau kalo kita frontal nanti kesan "gaul" bakalan hilang dari muka kami berdua.

"loh, cuman segitu ajakah? dikitnya anjirr sekali teguk aja ini"
balasku (masih melalui FM)

karena aku gak mau  minumanku yang porsinya dikit itu cepat habis akupun coba minum sedikit (sedikit banget).

satu kali seruput mataku yang pada awalnya sipit, kemudian berubah menjadi belo.

"Gila! kopinya PAIT BANAR!" (translate : Banar = Banget)
tulisku di FM ke wawal.

"iya anjir! pait banar eh, kita fail dis!"
balas wawal di FM.

karena orang yang duduknya di bangku sebelahku (si kukuh) anteng-anteng aja, aku nyuruh kukuh buat nyobain.

"kuh, Cobain enak eh"
 sambil menyodorkan italian esspresso.

"ah masa?"
jawab kukuh dan diteruskan dengan kukuh menyeruput sedikit dari kopi yang udah sedikit itu.

(ekspresi anteng dari kukuh, langsung berubah jadi ekspresi penyesalan)

dan setelah berfail-fail ria si kukuh nanya ke owner dari cafe double dipps.
"Kalau misalnya nih, ada orang baru pertama kali datang kesini tapi dia nggak suka minm kopi, apa minuman yang direkomendasikan?"

tanya si kukuh karena dia tau kalo dua orang temannya sudah FAIL Level Dewa Zeus

"Flapper latte, karena rasanya paling ringan dibandingkan yang lain. Jadi bisa diminum buat siapa aja."

flapper? apa itu flapper? yang aku bayangkan adalah sebuah kopi yang di cangkirnya ada gambar flappy birds. karena aku gak ngerti aku ngangguk-ngangguk aja.

"ih mataku pedes eh"

wawal ngeluh, karena dia memang orang yang gak biasa minum kopi.

"mail, bikinin capucinno dong, satu"
 ucap mas-mas owner kepada sang peracik kopi.

"mau gambar apa?"
jawaban dari si mas-mas peracik kopi (barista)

"gambar naga aja deh"
balasan dari mas-mas ownernya.

dalam hati aku cuman mikir "naga? ha?" karena aku adalah seorang "yang baru gaul" jelas pemikiranku masih belum nyampe.

dan ternyata yang dimaksud disini adalah sebuah kopi yang diatasnya ada gambar naganya, kaya yang rajin ada di internet itu loh.!

disitu aku dan teman-teman blogger lainnya di tunjukan bahwa ngebikin kopi itu gak semudah ngebuka sachet & kasih air panas.
bikin kopinya harus make tehnik yang namanya ribet dan aku udah lupa semua, intinya gak semudah bikin kopi sachetan deh.

 (kayanya postingan ini udah kepanjangan deh di..)

oh iya! karena terlalu asik cerita aku sampe lupa kalo postingan ini jadinya terlalu panjang. oke berikutnya akan ada montage "Live-Tweet" waktu di cafe kemarin.



(liat deh, ternyata yang berlapis-lapis itu bukan cuman wafer, kopi juga bisa)

(nih yang kataku naga, naga tadi)

(mas-mas Peracik Kopinya, katanya sih namanya "ismail")


(kecil-kecil cabe rawit)



yak, mungkin sudah cukup postingan kali ini terima kasih sudah mau ngebaca sampai habis! babay!!!!
#Cipok

(oh iya, dan pada akhirnya kami pun diberi makan gratis di double dipss coffe, tau gini mesan yang mahal-mahal gua!)

9 comments:

  1. Hadehhhh, ini ceritanya ke 3 yang gue baca. Temanya sama, caranya nulisnya beda2. :D

    Gue fokus kopinya aja, ya. :D

    ReplyDelete
  2. lahhhh itu si "The man behind the cup" temen main gue masih kecil tu, si Ismail, kenapa dia ada disana hahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. hah?! ini serius?! apah!! kenalin dong ke akyu!! #muntah

      Delete
  3. Ini yang ke-2. Yang pertama tadi dari si Wawal. Hahahahahaha, Ah, andai jarak dari Tabalong ke Samarinda itu deket.

    ReplyDelete
  4. Hahaha, Dis. Aku ternyata sibuk sama wifi yang gak connect-connect kah sampai nggak herani menu pesanan. Italian Espresso tetap masih salahmu, Dis!

    ReplyDelete
  5. Wuahaha dis kayaknya km paham ja nah bahasa banjar ahahhaha


    Ahahahha,lain kali bawa air putih aja deh kalo ke cafe :D

    Wuahahaha sama nih kejadiannya kya aku, pas bulik hnyr tahu bahwa pesann makannannya dibayar, Jaka tahu pesan yg mahal ajakan ahahaha, tapi yasudahlah :D

    ReplyDelete
  6. Oh, ini sama kayak post-nya wahid tawaqal ya, hehe. :)
    Cafe-nya tempatnya kayaknya bagus tuh. Tapi sayang, gue di Jakarta. Jauh sama itu. :(

    ReplyDelete
  7. dan ini cerita lainnya dicaffe itu :D hehe dan tetep gue tertarik sama kopinya :( biarpun pait tapi mantap pastinya :D

    ReplyDelete
  8. Whahaha esspreso memang segitu porsinya

    Kopi disitu, ya lumayan lah huahaha cuma tempatnya agak 'hot' disana 😁😁

    ReplyDelete

Commentlah dengan baik dan benar..
Dilarang mengunakan Tulisan 4l@y
Muahahahaha